Cuplikan diatas menunjukan kepada kita sebuah fakta lagi, bahwa kita harus segera mengambil keputusan untuk berdoa dan ber-aksi bagi kesejahteraan Banyumas. Kabupaten kita tercinta ini menempati posisi kedua dalam jumlah kasus AIDS virus treat ini. Jika peringkat kedua dalam kesejahteraan sih ok..ok aja, tetapi ini kita memiliki peringkat kedua dalam hal angka penyebaran penyakit serius tersebut.
Mari kita juga mulai turut ber-aksi dengan memberikan informasi-informasi kepada keluarga, tetangga, teman sekantor, se-pelayanan, batapa bahayanya jika peringkat ini terus bertahan dan bahkan malah naik. Mari kita berani berkata STOP prostitusi, STOP free sex, STOP pengunaan narkotikka di Banyumas tercinta ini. Dan kita juga mulai memikirkan tindakan nyata dari kata "STOP" tadi. Disini kita sebagai orang percaya, juga mulai berani mengulurkan tangan, membuat pusat-pusat pembimbingan, pusat rehabilitasi, memberikan suport bahkan donasi kepada lembaga-lembaga resmi yang di tunjuk pemerintah untuk menanggulangi masalah ini.
Gereja secara kelembagaan pun harus berani melakukan hal-hal tersebut diatas !!! Alokasikan sumberdaya-sumberdaya termasuk dana gereja secara tepat, agar kita dapat memenuhi fungsi kita sebagai "garam" di kabupaten Banyumas. Karena jika kita tidak dapat berfungsi sebagai mana seharusnya kita maka kita hanyalah SAMPAH!!!
"Let me tell you why you are here. You're here to be salt-seasoning that brings out the God-flavors of this earth. If you lose your saltiness, how will people taste godliness? You've lost your usefulness and will end up in the garbage.
SEBAGAI TAMBAHAN INFORMASI :
Setiap 3 Bulan 650 orang Meninggal Karena AIDS
Minggu, 18 Februari 2007 | 20:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Jumlah penderita AIDS di Jakarta terus melonjak. Menurut data Departemen Kesehatan, Desember 2006 tercatat 2.565 kasus AIDS terjadi di Ibu Kota. Padahal, tiga bulan sebelumnya, jumlahnya hanya 2.394 kasus dengan angka kematian sebanyak 409 orang. Artinya penderita penyakit itu bertambah 171 orang hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Kasie Bimbingan dan Evaluasi Subdit AIDS dan Penyakit Menular Seksual Depkes, Dyah Esti Mustikawati menyatakan melonjaknya kasus AIDS di Jakarta belum tentu karena bertambahnya penderita HIV baru. "Bisa jadi sudah menderita lama tapi baru terdeteksi," katanya, Minggu (18/02).
Penyebab melonjaknya penderita AIDS itu bisa dilihat dari dua sisi. Pertama memang karena jumlah penderita bertambah. Kedua karena mulai terdatanya penderita lama. "Masyarakat kini mulai terbuka. Mereka mulai mengecek diri di rumah sakit-rumah sakit, karena itu muncul kasus-kasus baru," ujarnya.
Hasil survey menemukan penyebab utama AIDS di Jakarta adalah jarum suntik. "Di kota-kota di Jawa, 43 persen menderita karena jarum suntik, termasuk Jakarta," katanya. Sedangkan seks bebas hanya menyumbang sekitar 5 hingga 10 persen.
Saat ini pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah menyiapkan 23 rumah sakit yang secara khusus dapat menangani pasien AIDS. Namun kendala justru muncul dari ketidakjelasan aparat kepolisian dalam membedakan pengguna dengan pengedar narkotika. "Kasus terbanyak karena jarum suntik dan banyak dari mereka adalah pengguna, mereka takut disangka pengedar," katanya.
Saat ini laju kasus AIDS sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap triwulan sekitar 650 orang menderita penyakit yang belum ada obatnya ini.
Dwi Riyanto Agustiar
MARI KITA BERFUNGSI SEBAGAIMANA ADANYA KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberikan komentar