Kamis, Februari 02, 2012

Puluhan orang Kristen Ethiopia dideportasi dari Arab



sumber : http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/01/20121311378554467.html

Puluhan orang Kristen Ethiopia dideportasi dari Arab Saudi setelah pihak berwenang menggerebek sebuah tempat pelayanan doa pribadi di Jeddah, menurut Human Rights Watch (HRW).

Kelompok itu dilaporkan ditangkap di sebuah rumah pribadi di Jeddah pada pertengahan Desember. Sebagian besar dari 35 tahanan adalah perempuan, dan tiga dari mereka mengatakan kepada kelompok yang berbasis di AS bahwa mereka ditelanjangi digeledah polisi.

HRW mengatakan itu berbicara dengan tiga tahanan, dua perempuan dan satu laki-laki, melalui telepon dari penjara.

Salah satu dari mereka mengatakan orang-orang itu dipukuli, dan juga mengeluh perawatan medis yang tidak memadai dan sanitasi yang buruk di penjara.

"Dua dari perempuan mengatakan bahwa para pejabat di sana memaksa perempuan untuk strip, dan kemudian petugas jarinya dimasukkan ke masing-masing alat kelamin perempuan, dengan dalih mencari zat ilegal yang tersembunyi di dalam tubuh mereka," kata laporan itu.

"Petugas juga menendang dan memukuli orang-orang di penjara Buraiman, dan menghina mereka sebagai 'kafir'."

Kelompok ini sekarang menghadapi deportasi mungkin dengan alasan "pergaulan terlarang bukan dengan pasangan sah," ujar HRW. meskipun Arab Saudi tidak memiliki hukum mendefinisikan pelanggaran itu.

Laki-laki yang tidak berhubungan dan wanita dilarang untuk berbaur di depan umum, meskipun mereka umumnya diperbolehkan derajat kebebasan secara pribadi.

'Intoleran'

Arab Saudi melarang praktek resmi publik agama lain selain Islam.

Kerajaan mengatakan pada tahun 2006 bahwa hal itu akan memungkinkan non-Muslim untuk mempraktekkan agama mereka secara pribadi, namun polisi terkenal kerajaan keagamaan terus secara berkala menindak layanan swasta.

Kementerian Dalam Negeri Saudi tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

"Sementara Raja Abdullah mendirikan sebuah pusat dialog internasional antar agama, tetapi polisi nya yang menginjak-injak hak-hak umat agama lain," kata Christoph peneliti Senior Wilcke, Timur Tengah di HRW, mengacu pada pusat dialog yang didanai Saudi "untuk dialog antar agama dan antar budaya "didirikan di Wina tahun lalu.

"Pemerintah Saudi perlu mengubah cara mereka yang tidak toleran sebelum dapat mempromosikan dialog agama di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan memberikan komentar